Ketikan-ketikan

Selasa, 08 November 2016

Saman, dan Ayu Utami

Saman, dan Ayu Utami


Ayu Utami, atau dengan nama asli Justina Ayu Utami. Adalah dara kelahiran Bogor, 21 November 1968. Ia adalah seorang aktivis jurnalis dan sastrawan berkebangsaan Indonesia. 



Ia pernah bekerja menjadi wartawan di majalah Humor, Matra, Forum Keadilan dan D&R.

Karya-karya yang pernah ia buat adalah :
- Novel Saman  '98
- Novel Larung '01
- Kumpulan Esai "Si Parasit Lajang" '03
- Novel Bilangan Fu '08
- Novel Manjali dan Cakrabirawa (seri Bilangan Fu '08
dan masih ada beberapa yang lain.

Yang menjadi topik kita pada hari ini, mengenai novel SAMAN.





Saman merupakan novel yang diterbitkan bulan April '98. Novel ini berlatar tahun 80-90. novel ini bercerita tentang persahabatan antara 4 orang yaitu Yasmin, Cok, Shakuntala dan Laila dengan seorang lelaki bernama Saman.

Saman memenangkan Sayembara Roman Dewan Kesenian Jakarta pada tahun 1998. Novel ini dianggap sebagai pelopor dari sastra wangi. Dan membangkitkan semangat para wanita dalam menciptakan karyanya.

Novel ini sebenarnya merupakan fragmen atau bagian dari novel pertama Ayu Utami, "Laila Mampir di New York" tetapi karena kesuksesannya novel ini dijadikan dwilogi, Saman dan Larung.

Novel ini bertemakan tentang seks. Meskipun bukan seluruhnya seks, tetapi novel ini lebih banyak menceritakan tentang kejadian pada masa rezim orde baru yang otoriter.

Kritik yang disampaikan oleh Ayu Utami pada novel ini mengenai orde baru itu sendiri. Banyak hal yang terjadi, seperti upah buruh yang terlalu rendah, perlakuan warga terhadap orang lain yang terkena gangguan mental, hingga perbuatan semena-mena yang dilakukan oleh pemerintah pada waktu itu.

Memang, kepemimpinan Soeharto memang memiliki kemajuan daripada sebelumnya. Seperti pembangunan yang lumayan pesat, rakyat yang TERLIHAT bahagia.

Untuk pembangunan, memang benar adanya, tetapi untuk kondisi rakyat pada masa itu, semuanya itu seperti harimau di kebun binatang. Memang berada di habitatnya, tetapi diatur sedemikian rupa.

Setiap masyarakat tidak bisa berbicara sekenanya tentang presiden atau pemerintahan pada masa itu. Setiap orang yang melakukannya, akan hilang pada malam hari. 

Kemudian di bidang agama, Ayu Utami mencoba menyampaikan kritiknya terhadap orang-orang saat itu. Niat baik Athanasius Wisanggeni atau Wis, yaitu membangun rumah asap bersama para warga di Prabumulih. Dianggap sebagai bentuk kristenisasi dan membentuk pasukan untuk melawan pemerintah.

Padahal itu hanya masalah keteledoran masing-masing. Warga tanda tangan saja tanpa adanya bentuk perjanjian yang dijelaskan. Hingga Akhirnya Wis di tangkap dan disiksa, sedangkan para wanita dikumpulkan dan para lelaki merusak kebun sait yang ditanam oleh perusahaan itu.

Novel Saman diluncurkan 12 Mei 1998, sepuluh hari sebelum Soeharto lengser. Pengkritikan ini terjadi karena Ayu Utami sudah terlalu muak dengan semua yang terjadi. Hingga ia menerbitkan novel ini. Dan ini juga sebagai pembangkit semangat para pengarang wanita lainnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar